Aulia Dina Oktavia
(20107020006)
Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora
Prodi Sosiologi
Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga
Teori Konflik
Dialektika Dahrendorf
Dahrendorf
merupakan salah tokoh sosiolog modern berkebangsaan Jerman. Ia lahir pada 01
Mei 1929. Ayahnya bernama Gustav Dahrendorf dan ibunya bernama Lina. Pada tahun
1947-1952, Dahrendorf belajar filsafat, psikologi dan sosiologi di Universitas
Hamburg. Dahrendorf wafat pada 17 Juni 2009 di Cologne, Gemany. Karya utama
dahrendorf membahas mengenai konflik pada masyarakat industrial. Tokoh yang
memengaruhi pemikiran Dahrendorf adalah Talcott Parsons, Karl Marx dan Marx
Weber. Munculnya teori konflik dialektika Dahrendorf berasal dari kritik atas
teori struktural fungsional secara umum dan kritik terhadap Parsonian khusus.
Namun model teori konflik dialektika juga sumbangan dari model teori konfliknya
Marx dan Weber.
Saya mengenal teori
Dahrendorft bukan dari buku aslinya melainkan dari buku Teori Sosiologi Modern karya Ritzer,
George (2012), serta dari beberapa jurnal yang saya baca. Buku ini menjelaskan
mengenai masyarakat yang memiliki dua wajah (konlik dan konsensus), atau yang
lebih dikenal dengan teori dialektika. Teori konflik merupakan teori yang
muncul akibat adanya relasi-relasi dalam masyarakat atau adanya
kekuasaan-kekuasaan dalam masyarakat, sehingga kepentingan tidak dapat
diselesaikan antara relasi pemegang kekuasaan dan mereka yang tidak memiliki
kekuasaan. Dahrendorf juga mengaitkan antara struktural fungsional dan teori
konflik, yang mana dahrendorf melihat masyarakat bukan sebagai pandangan yang
statis. Artinya, masyarakat dapat berubah akibat konflik. Sedangkan teori
konsesus lebih menekankan pada integrasi nilai di tengah masyarakat.
Dalam pemahaman saya, teori konflik Dahrendorf, konflik
hanya muncul melalui relasi-relasi sosial dalam sebuah sistem. Jika individu
atau kelompok yang tidak tergolong dalam sistem, maka tidak akan mungkin
terlibat dalam konflik, karena asosiasi tempat yang dominan dalam meredam
konflik, maka tujuan teori dialektika berusaha untuk menyempurnakan pemikiran
Karl Marx mengenai realitas sosial. Pandangan teori konflik mengenai realistas
sosial adalah suatu sistem selalu berada dalam konflik yang terus menerus.
Konflik tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan dalam
struktur sosial. Kepentingan yang selalu bertentangan tersebut merupakan suatu
refleksi dari perbedaan dalam distribusi kekuasaan antar kelompok yang
mendominasi dan terdominasi. Kepentingan tersebut cenderung untuk memproses
kedalam dua kelompok kepentingan. Dalam hal ini, konflik dapat diatasi oleh
kekuasaan yang dihimpun di dalam ICA (Imperatively Cooedinated Association).
ICA menyatakan bahwa masyarakat terdiri dari sejumlah kelompok.
Kelompok-kelompok ini merupakan asosiasi orang yang dikendalikan oleh hirarki
otoritas. Otoritas tersebut tidak terletak dalam diri individu, tetapi dalam
kelompok, karena terletak dalam posisi maka otoritas tidak konstan. Artinya,
seseorang tidak semena-mena dalam suatu lingkungan tertentu, tidak harus
memegang posisi otoritas didalam lingkungan lain.
Penyebaran virus COVID-19 tidak hanya berdampak pada sistem
pendidikan dan kesehatan, melainkan berdampak pada sistem perekonomian. Jika
hal ini tidak segera diselesaikan, tentunya akan menyebabkan kemiskinan dan
kesenjangan sosial. Terkait kemiskinan, masyarakat berusaha melakukan perubahan
sosial kearah yang lebih baik. Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf
pendapatannya, agar dapat bertahan hidup di masa pandemi. Dengan demikian
kemiskinan akibat dari adanya pandemi merupakan implementasi dari teori konflik
dialektika yang dikemukakan oleh Dahrendorf
Referensi :
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi dari Sosiologi
Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. (edisi kedelapan). Pustaka
pelajar. Yogyakarta
Umanailo, M Chairul
Basrun. (2019). RALPH DAHRENDORF. 10.31219/osf.io/ausdf.
Izza, Yogi. (2020).
TEORI KONFLIK DIALEKTIKA RALF DAHRENDORF. At-Tuhfah. 9. 41-55.
10.36840/jurnalstudikeislaman.v9i1.283.
Gauhar, A., & Dahrendorf, R.
(1980). Ralf Dahrendorf. Third World Quarterly, 2(1),
1–13. http://www.jstor.org/stable/3990748
Komentar
Posting Komentar