Langsung ke konten utama

Teori Konflik Dalam Struktur Sosial

 

Aulia Dina Oktavia (20107020006)

Prodi Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Teori Konflik Dalam Struktur Sosial

   Randal Collins merupakan seorang sosiolog modern berkebangsaan Amerika yang telah memberikan kontribusinya terhadap sosiologi. Collins lahir pada 29 Juli 1941, ia tumbuh dan berkembang dari keluarga yang berada yaitu di lingkungan yang berlatar belakang pemerintahan. Tokoh yang memengaruhi pemikiran Collins adalah Max Weber, Emile Durkheim, Erving Goffman, dan lain-lain. Karya Coser yang sangat populer berjudul “Confict Sociology: Toward an Explanatory Science.”

Saya mengenal teori  konflik bukan dari sumber aslinya, melainkan dari buku yang berjudul Sociologi SMA (2016), serta dari beberapa jurnal lainnya yang saya baca. Buku ini menjelaskan bahwa Collins memusatkan perhatiannya pada interaksi dalam sebuah rantai, yang berkaitan satu sama lain dan menghasilkan suatu skala yang lebih besar. Di dalam bukunya Collins yang berjudul Four Sociological Traditions, ia menggolongkan sosiologi kedalam empat tradisi (konflik, rasional, durkheimian dan mikro interaksionisme).

Menurut pemahaman saya, sosiologi yang dikemukakan oleh Collins yaitu menganalisis suatu kehidupan-kehidupan yang nyata dalam masyarakat dan ia berangkat dari sebuah asumsi dari struktur sosial. Di mana struktur sosial tersebut terbagi menjadi dua, yaitu struktur sosial yang bersifat makro dan struktur sosial yang bersifat mikro. Struktur sosial mikro merupakan suatu struktur yang terjadi antar individu dan biasanya dalam bentuk pertemanan atau persahabatan dikategorikan. Hal ini dikarenakan, keterlibatan orangnya sangat terbatas. Kemudian, struktur sosial yang bersifat makro merupakan struktur sosial yang berada di dalam sebuah sistem sosial atau organisasi-organisasi yang lebih besar lagi dan dapat melibatkan banyak orang. Collins berasumsi bahwa tindakan individu merupakan tindakan yang terpola dalam satu kebiasaan secara berulang-ulang.

Misalnya, pada level mikro, saya di dalam lingkungan keluarga yang jumlahnya sedikit maka tindakan atau perilaku saya dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebuah pengulangan (dari makan, berinteraksi dengan anggota keluarga, maupun melakukan aktivitas yang lain). Sedangkan pada level makro dalam kehidupan sehari-hari yaitu dapat dilihat dalam sebuah organisasi (RT,RW, Kelurahan, dan Kecamatan). Dalam hal ini, baik kegiatan maupun aktivitasnya merupakan sebuah pengulangan yang dilakukan oleh kelompok maupun individu dalam sebuah aktivitas tertentu. Hal ini terjadi karena individu memiliki daya ingat, dan ia akan mengingat apa saja yang pernah dilakukan sebelumnya, kemudian memproyeksikan apa yang ingin dilakukan kedepannya.

Selanjutnya, Collins menjelaskan bahwa struktur sosial bukan sebuah kenyataan obyektif (struktur sosial tersebut tidak berdiri sendiri terlepas dari individu), melainkan realitas subyektif (satu struktur sosial ada ketika dilakukan atau ketika ada proses interaksi antar individu). Demikian, kita dapat melihat bahwa analisis yang dilakukan oleh Collins yaitu bagaimana dalam suatu proses interaksi sosial yang terjadi dalam struktur sosial itu dapat menimbulkan (dinamika konflik). Pada level mikro, proses konflik tersebut terjadi ketika terjadi interaksi antara individu dengan individu. Proses individu merupakan sebuah bentuk dari dominasi, karena mengikuti kepatuhan orang atau ketentuan di dalam sebuah masyarakat.

Lalu, collins juga menjelaskan bahwa proses produksi tersebut tidak hanya material, tetapi juga produksi yang lain yaitu produksi mental atau emosional. Collins memaparkan bahwa produksi mental yang terjadi melalui satu mekanisme yang terdapat dalam dunia pendidikan dan media sosial. Dunia pendidikan sebenarnya mendukung keberlangsungan kelompok-kelompok yang memiliki sumber daya yang sangat banyak (kelas borjuis). Hal itulah yang disebut sebagai alat produksi mental. Sedangkan produksi emosional merupakan sumber-sumber yang dapat menghasilkan sebuah ikatan emosional pada suatu kelompok tertentu yang bertujuan untuk mempertahankan suatu kelompok yang dominan dalam sebuah struktur sosial.  Collins menjelaskan bahwa konlik tersebut terjadi pada struktur sosial pada kelas, prestise, dan kekuasaan.

Contohnya dalam lingkungan keagamaan kita melihat seorang individu dalam sebuah struktur perusahaan. Ia menjadi bagian dari kelas bawah, misalnya menjadi sebuah buruh dalam sebuah pabrik. Jadi, ia tidak memiliki ototitas apapun. Tetapi disisi yang lain, ia merupakan seorang yang memiliki pemahaman keagamaan. Maka dalam lingkungan keagamaan, ia memiliki otoritas yang lebih tinggi. Dengan demikian, Collins ingin menjelaskan bahwa otoritas dalam satu wilayah sosial tertentu tidak serta merta menjadi otoritas pada suatu wilayah sosial yang lain.

Daftar Pustaka :

Collins, R. (2008). Reply [From Randall Collins]. Contemporary Sociology, 37(2), 191–192. http://www.jstor.org/stable/20444131

Collins, R. (1984). Introduction. Sociological Theory, 2, xvii–xxi. http://www.jstor.org/stable/223341

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Konflik Lewis Coser

 Aulia Dina Oktavia (20107020006) Sosiologi A   Teori Konflik Lewis Coser Seorang sosiolog modern yang telah memberikan kontribusinya terhadap sosiologi yang bernama Lewis Alfred Coser atau yang lebih populer dengan nama Lewis Coser. Ia lahir pada tanggal 27 November 1913 di Berlin dari keluarga Yahudi. Kemudian meninggal pada tanggal 8 Juli 2003. Tokoh yang memengaruhi pemikiran Coser adalah Max Weber, Emile Durkheim, dan Karl Marx. Akan tetapi, Coser lebih banyak menggunakan pemikirannya dari Simmel untuk mengkaji lebih dalam terkait teori fungsionalisme konflik. Karya Coser yang sangat populer berjudul “The Functions of Social Conflict” (1957).  Saya mengenal teori fugsionalisme konflik bukan dari sumber aslinya, melainkan dari buku Teori Sosiologi Modern karya Bernard Raho (2021), serta dari beberapa jurnal yang saya baca. Buku ini menjelaskan teori Coser tentang konflik sosial, dimana Coser berpandangan bahwa konflik yang bersifat negatif merupakan sebuah konflik dim...

Charles Tilly: Perspektif Teori Pergerakan Sosial

  Aulia Dina Oktavia (20107020006) Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Charles Tilly: Perspektif Teori Pergerakan Sosial Charles Tilly (27 Mei 1929 - 29 April 2008) merupakan seorang sosiolog modern yang telah memberikan kontribusinya terhadap sosiologi. Ia terkenal karena teorinya mengenai pergerakan sosial. Teori tersebut telah banyak digunakan oleh para ilmuan. Dalam pemikirannya, tentu Tilly dipengaruhi oleh beberapa tokoh diantaranya Karl Marx, Max Weber, Herbert Spencer dan lain-lain. Karya-karya dari Charles Tilly yaitu Contentious Politics , Durable Inequality dan lain-lain. Saya mengenal teori pergerakan sosial dari karya Tilly, serta beberapa jurnal yang saya baca. Tilly mengartikan bahwa gerakan sosial sebagai serangkaian pertunjukan yang kontroversial, tampilan dan kampanye yang biasa orang membuat klaim kolektif pada orang lain [Tilly, 2004]. Tilly berasumsi bahwa gerakan sosial merupakan kendaraan utam...