Aulia Dina Oktavia (20107020006)
Sosiologi A
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Karl Mannheim telah banyak memberikan sumbangan terhadap sosiologi,
diantaranya dalam bidang sosiologi budaya, pengetahuan sosiologis, teori
ideologi dan relasionalisme. Mannheim merupakan sosiolog pengetahuan yang lahir di Budapest, Hongaria, pada tanggal 27 Maret
1893, dan meninggal di London pada tanggal 9 Januari 1947. Mannheim telah menempuh
pendidikannya di Universitas Budapest, Berlin, Paris, dan Heidelberg. Mannheim berasal dari keluarga Yahudi kelas
menengah, dimana ibunya berkebangsaan Jerman dan ayahnya merupakan seorang
Hungaria yang bekerja sebagai produsen tekstil. Tokoh yang memengaruhi pemikiran
Mannheim adalah Karl Marx mengenai
ideology, Max Weber, Simmel, George
Lukacs, Alfred Weber, dan Max Scheler. Karya-karya Mannheim yang terkenal
adalah Ideology and Utopia (1929), Man
and Socienty In an Age Reconstruction (1940), dan Diagonis of Our Time (1943).
Saya mengenal teori dari Mannheim yang berkaitan dengan
asosiasi pemikiran, gagasan, dan ide dari bukunya George Ritzer yang berjudul Teori Sosiologi (2012) dan beberapa jurnal mengenai karya Mannheim tentang Ideology and Utopia (1929). Buku tersebut menjelaskan mengenai ideologi
yang diartikan sebagai pemikiran yang mendasar pada seseorang baik kelompok,
bangsa maupun negara untuk mencapai tujuannya. Sedangkan utopia diartikan
sebagai suatu kondisi dimana seseorang menginginkan kondisi yang sangat sempurna
dengan berbagai gagasan dan elemen masyarakatnya yang terlihat damai dan
tentram, akan tetapi kondisi masyarakat yang seperti itu akan sulit untuk
diwujudkan, karena sebagian orang menilai bahwa utopia merupakan sebuah mimpi
belaka yang dapat merusak tatanan sosial dan jauh dari realita yang ada. Dalam pemahaman saya, Mannheim berusaha
mensejajarkan ideologi dan utopia, karena Mannheim melihat ideologi dan utopia seperti
dua sisi mata uang. Ketika kita membahas mengenai ideologi, tentunya terdapat argumen
dari orang lain yang berusaha untuk melemahkan ideologi tersebut. Ideology tentunya
mengarah kepada politik. Ideologi dan utopia ini merupakan dua hal yang sama-sama
menginginkan kesempurnaan. Mannheim menjelaskan bahwa pengetahuan di dalam
masyarakat tidak timbul secara obyektif, melainkan pengetahuan dapat terjadi
karena keadaan sosialnya yang berbeda, bahwa masyarakat dengan tatanan yang
berbeda, waktu yang berbeda, wilayah yang berbeda tentunya akan menghasilkan
pemikiran yang berbeda. Mannheim menjelaskan bahwa ideologi dapat mempertahankan
kondisi sosial yang sebanding dengan seprangkat gagasan yang diterjemahkan
dalam tatanan sosial, untuk mempertahankan tatanan yang ada. Sedangkan utopia
berusaha untuk merusak tatanan yang ada dengan cara melemahkannya, dengan
mengklaim bahwa tatanan sosial yang sudah ada sistemnya tersebut tidak ideal.
Saya melihat teori dari mannheim, terlihat pada kasus
GAM yang ingin melepaskan diri dari Indonesia.
Menurut saya, walaupun mayoritas masyarakat di Indonesia beragama islam,
namun negara Indonesia bukan negara agama. Keduanya memang sama-sama memiliki
tujuan untuk mengatur kehidupan manusia. Oleh karena itu, agama harus memiliki
peran dalam mengingatkan kebutuhan moralitas. Agama mencoba menanamkan nilai
positif dalam tatanan sosial di sebuah masyarakat. Untuk mencapai tujuan
masyarakat yang seimbang, yang ideal, dengan peran agama, yang saling
mengingatkan kepada tokoh, aktivis, dan politisi, agar memiliki kebutuhan moral
yang baik di dalam penanaman ideologinya. Tetapi di Indonesia terdapat
sekelompok organisasi yang melihat
kondisi Indonesia saat ini, tidak dapat mensejahterakan, tidak adanya keadilan,
sehingga mereka menginginkan negara agama. Hal itu tidak dapat terlaksana,
karena ideologi bangsa Indonesia bukan berasal dari doktrin, melainkan berasal
dari ideologi pancasila, yang membebaskan masyarakatnya dalam memilih agama. Dengan
demikian, negara Indonesia bukan negara agama, melaikan negara beragama.
Daftar Pustaka
Zaki, H. M.
(1990). Utopia, Dystopia, and Ideology in the Science Fiction of Octavia Butler
(Utopie, dystopie et idéologie dans la science-fiction d’Octavia Butler). Science
Fiction Studies, 17(2), 239–251. http://www.jstor.org/stable/4239994
Hamka, H. (2020). SOSIOLOGI PENGETAHUAN: TELAAH ATAS
PEMIKIRAN KARL MANNHEIM. Scolae: Journal of Pedagogy, 3(1),
76-84. Retrieved from http://ejurnal.stkipdamsel.ac.id/index.php/scl/article/view/64
Ritzer, George. (2012). Teori
Sosiologi dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komentar
Posting Komentar